Thursday, October 16, 2014

Seputar Mahabharata

Mahabharata
Mahabharata (Sanskertaमहाभारत) adalah sebuah karya sastra kuno yang berasal dari India. Secara tradisional, penulis Mahabharata adalah Begawan Byasa atau Vyasa. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi.
Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.

Para Raja India Kuno[sunting | sunting sumber]

Mahabharata banyak memunculkan nama raja-raja besar pada zaman India Kuno seperti BharataKuruParikesit (Parikshita), danJanamejaya. Mahabharata merupakan kisah besar keturunan Bharata, dan Bharata adalah salah satu raja yang menurunkan tokoh-tokoh utama dalam Mahabharata.
Kisah Sang Bharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta denganSakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan SangBharata, raja legendaris. Sang Bharata lalu menaklukkan daratan India Kuno. Setelah ditaklukkan, wilayah kekuasaanya disebut Bharatawarsha yang berarti wilayah kekuasaan Maharaja Bharata (konon meliputi Asia Selatan)[2].
Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra (terletak di negara bagian HaryanaIndia Utara). Sang Kuru menurunkanDinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhurPandawa dan Korawa.
Kerabat Wangsa Kaurawa (Dinasti Kuru) adalah Wangsa Yadawa, karena kedua Wangsa tersebut berasal dari leluhur yang sama, yakni Maharaja Yayati, seorang kesatria dari Wangsa Chandra atau Dinasti Soma, keturunan Sang Pururawa. Dalam silsilah Wangsa Yadawa, lahirlah Prabu Basudewa, Raja di Kerajaan Surasena, yang kemudian berputera Sang Kresna, yang mendirikan Kerajaan Dwaraka. Sang Kresna dari Wangsa Yadawa bersaudara sepupu dengan Pandawa dan Korawadari Wangsa Kaurawa.

Prabu Santanu dan keturunannya[sunting | sunting sumber]


Prabu Santanu dan DewiSatyawati, leluhur para Pandawadan Korawa.
Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda.
Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Atas bantuan ResiByasa, kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, melahirkan masing-masing seorang putera, nama mereka Pandu (dari Ambalika) dan Dretarastra (dari Ambika).
Dretarastra terlahir buta, maka tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandu, adiknya. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya denganMadrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan (Supata=Kutukan) bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta.
Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Lalu Batara guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira Kemudian Batara Guru mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti shingga lahirlah Harjuna, lalu Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, dan yang terakhir, Batara Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa.
Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Gandari, dan memiliki seratus orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Korawa. Pandu dan Dretarastra memiliki saudara bungsu bernama Widura. Widura memiliki seorang anak bernama Sanjaya, yang memiliki mata batin agar mampu melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Keluarga DretarastraPandu, dan Widura membangun jalan cerita Mahabharata.

Pandawa dan Korawa[sunting | sunting sumber]

Pandawa dan Korawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakniKuru dan Bharata. Korawa (khususnya Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Korawa, yaitu Dretarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryodana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa.
Pada suatu ketika, Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryodana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa diselamatkan oleh Bima sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan rakshasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu rakshasi Hidimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca.
Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupadamenyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi DropadiKarna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Dropadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana.
Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan NakulaSadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara.
Dropadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya.
Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Tak pelak lagi, Dropadi menikahi kelima Pandawa.

Permainan dadu[sunting | sunting sumber]

Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Korawa. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalahDuryodana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Dropadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan YudistiraDuryodana mengundang Yudistira untuk main dadu ini atas ide Sangkuni, hal ini dilakukan sebenarnya untuk menipu Pandawa mengundang Yudistira untuk main dadu dengan taruhan. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke Hastinapura.
Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Dropadi dijadikan taruhan.
Dalam peristiwa tersebut, karena Dropadi sudah menjadi milik Duryodana, pakaian Dropadi ditarik oleh Dursasana karena sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, namun usaha tersebut tidak berhasil membuka pakaianDropadi, karena setiap pakaian dibuka dibawah pakaian ada pakaian lagi begitu terus tak habisnya berkat pertolongan gaib dari Sri Kresna.
Karena istrinya dihina, Bima bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Dretarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan.
Duryodana yang merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun.
Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryodana. Namun Duryodana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.

Pertempuran di Kurukshetra[sunting | sunting sumber]

Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan KekayaKerajaan MatsyaKerajaan PandyaKerajaan CholaKerajaan KeralaKerajaan MagadhaWangsa YadawaKerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya DrupadaSatyakiDrestadyumnaSrikandiWirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryodana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Korawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa. Korawa dibantu oleh Resi Drona dan putranya Aswatama, kakak ipar para Korawa yaitu Jayadrata, serta guru KrepaKretawarmaSalyaSudaksinaBurisrawasBahlikaSangkuni,Karna, dan masih banyak lagi.
Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnyaAbimanyuDronaKarnaBismaGatotkacaIrawan, Raja Wirata dan puteranya, BhagadattaSusharmaSangkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah: Lima Pandawa,YuyutsuSatyakiAswatamaKrepa dan Kretawarma.

Penerus Wangsa Kuru[sunting | sunting sumber]

Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama (Bhamustiman) dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura.


SINETRON MAHABHARATA DI ANTV: Begini Akhir Kisah Serunya

Krisna di serial Mahabharata (bonzovi.com)
Keputusan produser serial mitologi Mahabharata yang tak lagi berniat memperpanjang kontrak pemain membuat serial mitologi asal India tersebut harus berakhir, Sabtu (16/8/2014) lalu. Lalu seperti apakah akhir cerita Mahabharata?

Dilansir Pink Villa, Senin (18/8/2014), setelah memenangi perang Baratayudha, Pandawa pindah ke Hastinapura untuk menemui Drestarastra. Mengetahui kedatangan Pandhawa, Drestarastra marah dan berpura-pura meminta Bima memeluknya dengan niat jahat.

Mengetahui niat jahat Drestarastra, Krisna menempatkan patung batu yang dibuat menyerupai Bima. Drestarastra yang datang memeluk patung batu Bima langsung menghancurkannya menjadi menjadi puing-puing dengan kekuatan lengannya.

Setelah menghancurkan patung yang dianggapnya sebagai Bima, Drestarastra langsung pergi meninggalkan kerajaan Hastinapura. Kerajaan berduka karena menganggap Bima telah meninggal. Namun, Krisna menghibur mereka dengan mengatakan sesungguhnya yang dibunuh Drestarastra bukanlah Bima melainkan hanya batu yang menyerupainya.

Pernyataan Krisna membuat hati raja tenang dan bergegas memeluk Bima. Selanjutnya, diadakan upacara penobatan Yudhistira menjadi raja baru. Drestarastra meminta Widura untuk menjadi mahkota raja baru tetapi keputusan akhirnya menunjuk nama Krisna sebagai raja baru Hastinapura.

Tapi kala Krishna ditunjuk menjadi raja, Gandhari tiba-tiba datang dan menghentikan pelantikan Krishna. Dia mengutuk dirinya sendiri lantaran membiarkan perang Baratayudha terjadi dan menyebabkan kematian 100 anaknya. Dia menyatakan bahwa keturunan Krisna akan dihapus dan dirinya pergi ke hutan seperti binatang tak berdaya.

Krisna menerima kutukan Gandari dengan senyum dan memeluknya dengan penuh kasih. Dia mengatakan bahwa saat orang ingat cerita Mahabharata dan pelajaran yang didapatkan, tidak akan ada ketidakadilan di Bumi. Episode Mahabharata berakhir dengan dilantiknya Yudhistira sebagai raja baru  Hastinapura.(JIBI)

Mahabharata Kalahkan Rating Ganteng-Ganteng Serigala

Serial Mahabharata (Tvrealityshows.in)






















 Setelah lama menempati puncak rating televisi di Indonesia, akhirnya sinetron Ganteng-Ganteng Serigala harus menyerah pada serial Bollywood, Mahabharata yang akhirnya mampu mengalahkan popularitas mereka merebut perhatian pemirsa layar kaca.
AGB Nielsen melaporkan bahwa pada penayangan Kamis (18/9/2014),Mahabharata mampu meraih total rating sebesar 20,6 persen dengan share 5,1.
Sedangkan Ganteng-Ganteng Serigala menempati posisi kedua dengan perolehan 19,1 persen dan share 4,6. Perbedaan cukup tipis itu menjadi sebuah tanda kedua tayangan tersebut bersaing ketat mendapatkan perhatian pemirsa.
Dikutip Solopos.com, Rabu (24/9/2014) dari Wowkeren, serial Bollywood lainnya rupanya juga menyita banyak perhatian dari pemirsa.
Hal itu dibuktikan dengan serial Jodha Akbar yang menempati urutan ke-5 dengan perolehan rating 17,2 persen yang dilanjutkan denganRamayana di urutan ke-9 dan Mahadewa di posisi ke-11.
Sejak sukses menayangkan serial Bollywood, Mahabharata, ANTV memang seakan ketagihan untuk terus menghadirkan serial asal India.
Tujuannya tentu untuk memanjakan pencinta Bollywood tanah air dengan pesona aktornya yang tampan dan atletis serta aktrisnya yang cantik.

Biodata Saurabh Raj Jain Pemeran Krisnha Serial Mahabharata ANTV

Krisna MahabharataJika anda penggemar Krisnha di serial Mahabharata ANTV, maka anda bisa membaca sedikti profil dan juga biodata Saurabh Raj yang memerankan Krisna. Dalam artikel sebelumnya kita sudah memberikan artikel tentang Shaheer Sheikh Pemeran Arjuna, kini giliran kita untuk mengenal Saurabh Raj Pemeran Krisnha di serial Mahabharata ANTV.
Wajah Saurabh Raj Jain yang tampan saat memerankan tokoh Krisnha di serial India Mahabharata mungkin mampu membius kaum hawa untuk mengidolakannya. Pria berusia 32 tahun itu rupanya telah malang melintang di industri hiburan India sejak 2004 lalu. Siapakah sosok Saurabh Raj sebenarnya?
Saurabh Raj lahir dan besar di kota New Delhi, India pada tanggal 1 Desember 1981, dia sangat hobi dengan sepakbola. Bahkan berkat kecintaannya pada bola, ia beberapa kali bermain dalam kejuaraan sepak bola di tingkat antar sekolah.
Bagi Anda penggemarnya, bersiaplah patah hati karena Saurabh Raj diketahui telah menikah dengan Kashmiri Pandit, seorang insinyur perangkat lunak di tahun 2010 lalu. Dukungan dari keluarga merupakan semangat terbesar dalam menekuni karier di industri hiburan. Bermain sebagai Krisnha di serial Mahabharata merupakan suatu kebanggaan baginya. Memerankan salah satu tokoh utama, membuatnya hadir di awal-awal episode untuk menceritakan jalannya cerita.
Saurabh Raj sangat senang mengetahui serial yang dibintanginya menuai sukses besar di pasaran. Semua kesulitan yang ia rasakan saat memerankan tokoh besar seperti Krishna langsung terobati dengan banyaknya penggemar yang silih berganti memberikan pujian dan dukungan.
Tampil dalam balutan atasan yang terbuka membuat Saurabh Raj harus menjaga bentuk tubuhnya agar senantiasa atletis. Memiliki badan yang berotot menurutnya adalah hal yang mudah. Ia berbagi tips bagi siapapun yang menginginkan mendapatkan tubuh sehat dan berbadan atletis kuncinya adalah selalu berpikiran tenang.

Berikut ini foto dan gambar Saurabh Raj Jain pemeran Krisnha di Serial Mahabharata ANTV 

RUPADI

DEWI DRUPADI atau Dewi Kresna dan dikenal pula dengan nama Pancali (Mahabharata) adalah putri sulung Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati, Putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini.

Dewi Drupadi mempunyai dua orang adik kandung bernama: Dewi Srikandi dan Arya Drestadyumna.

Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana,sabar, teliti dan setia.

Dewi Drupadi selalu berbakti terhadap suaminya.

Menurut pedalangan Jawa, Dewi Drupadi menikah dengan Prabu Yudhistira/Puntadewa, raja negara Amarta dan berputra Pancawala. Sedangkan menurut Mahabharata, Dewi Drupadi menikah dengan lima orang satria Pandawa, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh lima orang putra, yaitu;

1.Partawindya dari Yudhistira.
2. Srutasoma dari Bima.
3. Srutakirti dari Arjuna
4. Srutanika dari Nakula
5. Srutawarman dari Sahadewa.

Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Drupadi mati moksa bersama-sama dengan kelima satria Pandawa setelah berakhirnya perang Bharatayuda.

0 COMMENTS:

POST A COMMENT